Sebelum mulai ke pembahasan saya ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa sumber refrensi
CULTUREPRENEUR, IKHTIAR NYATA DALAM MENGHADAPI MEA 2015 MELALUI INDUSTRI HIBURAN BUDAYA SERTA SINERGI ANTARA MAHASISWA, PEBISNIS DAN PEMERINTAH
Menghadapi
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tahun 2015 masyarakat Indonesia dihadapkan
dengan pertanyaan bagaimana agar dapat keluar dari ancaman stabilitas ekonomi
sebelum harus siap menyelaraskan perekonomian negara sendiri dengan ekonomi
negara lain yang lebih dulu maju dan berkembang pesat. Sedangkan pada tahun
2008 lalu, dampak krisis global yang masih menjalar sampai ke Indonesia sempat
membuat bursa efek Indonesia (IDX) ditutup selama beberapa hari demi mencegah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas. Meski demikian, Indonesia
harus bersyukur karena masih mampu meminimasi dampak negatif krisis global
karena disaat ekonomi menunjukan angka negatif, pada tahun 2008 ekonomi
Indonesia tumbuh sebesar 1% (1).
Pada
saat krisis global terjadi, harga-harga cenderung naik sedangkan daya beli
menurun. Bagi masyarakat yang merasakan dampak kenaikan harga sedangkan mereka
ingin berlibur, tentu mereka mengalihkan tujuan liburan nya ke tempat wisata
dan hiburan yang lebih terjangkau namun bersifat unik. Hal ini merupakan
kesempatan bagi pemuda mahasiswa, pebisnis dan pemerintah dalam memajukan
negara sendiri melalui ikhtiar culturepreneur,
sehingga sebagai negara demokrasi terbesar di
Asia Tenggara dan teladan bangsa yang multikultural bagi dunia, pengaruh
Indonesia semakin diperhitungkan.
Belajar
dari Korea yang Memperkenalkan Pariwisata dan Kebudayaan Melalui “Hallyu Wave”
Hallyu
(Korean Wave/ Gelombang Korea) adalah
istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya korea pop wilayah selatan
(selanjutnya disebut ‘Korea’) secara global di berbagai negara di dunia(3).
Hallyu bahkan diberitakan telah sukses ‘menginvasi’ Eropa dan Amerika Serikat
yang menjadi kiblat industri hiburan di dunia. Indonesia sendiri tidak luput
menjadi sasaran hallyu, sebagaimana terlihat pada banyaknya drama Korea yang
diputar ditelevisi seperti drama korea yang berjudul Jewel in the palace yang
tidak hanya sukses di kalangan pemuda bahkan ibu rumah tangga juga ikut
mengidolakan nya. Selain itu kemunculan girlband
dan boyband juga tidak tidak
lepas dari terinspirasi nya masyarakat Indonesia oleh girlband
atau boyband asal Korea yang
telah mendunia.
Bagaimana
awal tersebarnya halllyu di seluruh dunia tidak terlepas dari campur tangan dan
dukungan menyeluruh dari Pemerintah Korea Sendiri. Pemerintah Korea memberikan
dukungan kuat kepada industri hiburan dan pemasaran yang menyajikan kebudayaan
dan pariwisata lokal untuk di filmkan atau di iklankan. Industri hiburan
terutama perfilman seperti perfilman yang menyajikan drama yang menampilkan
latar belakang kebudayaan korea serta
industri musik dirancang untuk saling mendukung satu sama lain. Di film
tersebut terlihat bahwa Korea tidak melulu memfilmkan budaya barat yang
diberikan sentuhan tradisional, Sebaliknya budaya Korea dipertahankan dan
diberi sentuhan yang bersifat modern (jalan ceritanya adalah penggalan sejarah
Korea yang dimodifikasi) yang tidak sepi penonton bahkan mampu menembus pasar
internasional.
(i) Film Jewel in the Palace yang sukses mengangkat kebudayaan korea melalui
bisnis di dunia film.
Dibidang
musik, pemerintah meyediakan gedung-gedung pertunjukan beserta akademi musisi
yang khusus memainkan musik tradisional. Tempat-tempat pariwisata andalan dan
kemeriahan upacara tradisional tak pernah absen menjadi lokasi syuting dan moment yang tepat baik bagi film drama
maupun variety show Korea.(4).
Ditinjau dari sumber daya manusia yang ada sebenarnya Indonesia tidak kalah
kreatif di bidang industri seperti industri perfilman yang mengangkat budaya.
Sebagai contoh beberapa anak muda Kalimantan Barat pernah menciptakan film
seperti Sarjana Kampung yang mengangkat kebudayaan Sambas melalui logat daerah
nya yang kental dan beberapa film yang pernah meraih nominasi di acara
bergengsi seperti Eagle Award yang
diadakan tiap tahun oleh statsiun televisi lokal. Sangat disayangkan apabila
kreatifitas dalam berkarya seperti ini tidak dimanfaatkan sebagai modal ide
yang meguntungkan apabila terus dikembangkan sehingga dapat memajukan dan
menciptakan lapangan pekerjaan.
Strategi mewujudkan Ikhtiar Culturepreneur melalui Industri Hiburan serta Sinergi antara Mahasiswa, Pebisnis dan Pemerintah
Daya saing (competitiveness) generasi muda Indonesia harus
ditingkatkan dengan mengimplementasikan perbaikan kualitas pendidikan dan
keterampilan melalui peningkatan kapasitas (capacity building)
yang komprehensif dan konsisten(2). Peningkatan ini bisa
dilakukan oleh pebisnis dan pemerintah melalui pelatihan maupun kompetisi industri
hiburan yang bertemakan kekayaan budaya Indonesia. Selain itu mahasiswa yang
berperan bersama pebisnis dan pemerintah juga dapat mencontoh negara Korea dalam
memperkenalkan kebudayaan nya.
Tidak
hanya melalui industri perfilman mahasiswa dapat mengembangkan media lain
seperti teater dan pertunjukan budaya yang dikemas semenarik mungkin lalu
berkonsultasi kepada para pebisnis yang bergerak di bidang hiburan tentang tata
cara mengolah industri tersebut menjadi suatu bisnis sehingga selain
mnguntungkan juga mampu menciptakan peluang kerja bagi masyarakat. Pebisnis
selain dapat menjadi mentor bisnis dapat juga menyediakan kredit awal sebagai akses
permodalan bagi mahasiswa. Selanjutnya pemerintah baik nasional, daerah, dan lokal harus
berinisiatif untuk memfasilitasi keterlibatan positif pemuda sehingga hubungan
yang terbangun dapat saling menguntungkan dan mampu menjadi aspek pembangunan
bangsa. Setiap aspek pembangunan itu sendiri harus berorientasi pada subjek
yang dituju karena kalangan yang mudah masuk ke segala lini dan dimensi adalah
kalangan pemuda(5). Selain itu, agar Indonesia dinilai sukses mencapai SDGs
pada 2030 mendatang, maka Indonesia harus membina kepemudaan dan memasukannya
sebagai prioritas kebijakan secara serius dan benar melalui MEA sejak tahun 2015.
Budaya
Indonesia = Unik + Menarik
Ditinjau
dari segi budaya Indonesia memiliki kebudayaan unik yang tidak jarang keunikan
tersebut mampu menarik minat wisatawan lokal maupun internasional diantaranya:
-Tatung
Singkawang; tradisi menakjubkan dari suku tionghowa.
-Musik
serta alat musik tradisional seperti angklung yang menjadi kebanggaan dan
kebudayaan Indonesia secara turun temurun.
-Teater
wayang.
Tulisan
ini tidak menyarankan Indonesia agar memplagiasi Korea tetapi bertujuan untuk
membuka mata kita semua tentang peluang pengembangan industri hiburan budaya
tradisional yang kaya dengan keberagaman dan keunikan melalui cara yang tidak
biasa. Tentunya penting untuk diketahui bahwa segalanya membutuhkan proses.
Hallyu sendiri baru berjaya setelah melalui jalan yang panjang sejak akhir
1990-an melalui kerjasama tangan kreatif masyarakat muda nya beserta pemerintah
yang mereka jalin.
Potensi
budaya kita ibaratkan pelangi yang memiliki warna berbeda-beda namun memberikan
keindahan visual. Mahasiswa, pemerintah bersama pebisnis tinggal bekerja sama
dalam membangun usaha culturepreneur yang
mampu melahirkan industri hiburan yang bernilai mahal, memiliki sumber daya
yang unik dan menarik serta mampu menjadi perhatian dunia.
Referensi
:
Referensi
lainnya :
http://www.bisnis.com/articles/hatta-rajasa-pariwisata-jadi-sabuk-pengaman-saat-krisis-ekonomi
Kaum Muda Membaca,
2012. “Dua Puluh Artikel Terbaik Hatta Rajasa Writing Competition 2012”. Pusat Studi Harapan Rakyat (PSHR). 03
Januari 2015.
Sumber Foto :
(i) https://akuiniobenk.files.wordpress.com/2009/02/jewel-in-the-palace.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar