Sabtu, 28 Februari 2015

CULTUREPRENEUR, IKHTIAR NYATA DALAM MENGHADAPI MEA 2015 MELALUI INDUSTRI HIBURAN BUDAYA SERTA SINERGI ANTARA MAHASISWA, PEBISNIS DAN PEMERINTAH



Sebelum mulai ke pembahasan saya ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa sumber              refrensi 

CULTUREPRENEUR, IKHTIAR NYATA DALAM MENGHADAPI MEA 2015 MELALUI INDUSTRI HIBURAN BUDAYA  SERTA SINERGI ANTARA MAHASISWA, PEBISNIS DAN PEMERINTAH
                 
Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tahun 2015 masyarakat Indonesia dihadapkan dengan pertanyaan bagaimana agar dapat keluar dari ancaman stabilitas ekonomi sebelum harus siap menyelaraskan perekonomian negara sendiri dengan ekonomi negara lain yang lebih dulu maju dan berkembang pesat. Sedangkan pada tahun 2008 lalu, dampak krisis global yang masih menjalar sampai ke Indonesia sempat membuat bursa efek Indonesia (IDX) ditutup selama beberapa hari demi mencegah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas. Meski demikian, Indonesia harus bersyukur karena masih mampu meminimasi dampak negatif krisis global karena disaat ekonomi menunjukan angka negatif, pada tahun 2008 ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 1% (1).
Pada saat krisis global terjadi, harga-harga cenderung naik sedangkan daya beli menurun. Bagi masyarakat yang merasakan dampak kenaikan harga sedangkan mereka ingin berlibur, tentu mereka mengalihkan tujuan liburan nya ke tempat wisata dan hiburan yang lebih terjangkau namun bersifat unik. Hal ini merupakan kesempatan bagi pemuda mahasiswa, pebisnis dan pemerintah dalam memajukan negara sendiri melalui ikhtiar culturepreneur, sehingga sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara dan teladan bangsa yang multikultural bagi dunia, pengaruh Indonesia semakin diperhitungkan.
Belajar dari Korea yang Memperkenalkan Pariwisata dan Kebudayaan Melalui “Hallyu Wave
Hallyu (Korean Wave/ Gelombang Korea) adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya korea pop wilayah selatan (selanjutnya disebut ‘Korea’) secara global di berbagai negara di dunia(3). Hallyu bahkan diberitakan telah sukses ‘menginvasi’ Eropa dan Amerika Serikat yang menjadi kiblat industri hiburan di dunia. Indonesia sendiri tidak luput menjadi sasaran hallyu, sebagaimana terlihat pada banyaknya drama Korea yang diputar ditelevisi seperti drama korea yang berjudul Jewel in the palace yang tidak hanya sukses di kalangan pemuda bahkan ibu rumah tangga juga ikut mengidolakan nya. Selain itu kemunculan girlband dan boyband juga tidak tidak lepas dari terinspirasi nya masyarakat Indonesia  oleh girlband atau boyband asal Korea yang telah mendunia. 
Bagaimana awal tersebarnya halllyu di seluruh dunia tidak terlepas dari campur tangan dan dukungan menyeluruh dari Pemerintah Korea Sendiri. Pemerintah Korea memberikan dukungan kuat kepada industri hiburan dan pemasaran yang menyajikan kebudayaan dan pariwisata lokal untuk di filmkan atau di iklankan. Industri hiburan terutama perfilman seperti perfilman yang menyajikan drama yang menampilkan latar belakang kebudayaan korea serta industri musik dirancang untuk saling mendukung satu sama lain. Di film tersebut terlihat bahwa Korea tidak melulu memfilmkan budaya barat yang diberikan sentuhan tradisional, Sebaliknya budaya Korea dipertahankan dan diberi sentuhan yang bersifat modern (jalan ceritanya adalah penggalan sejarah Korea yang dimodifikasi) yang tidak sepi penonton bahkan mampu menembus pasar internasional.



(i) Film Jewel in the Palace yang sukses mengangkat kebudayaan korea melalui
bisnis di dunia film.
Dibidang musik, pemerintah meyediakan gedung-gedung pertunjukan beserta akademi musisi yang khusus memainkan musik tradisional. Tempat-tempat pariwisata andalan dan kemeriahan upacara tradisional tak pernah absen menjadi lokasi syuting dan moment yang tepat baik bagi film drama maupun variety show Korea.(4). Ditinjau dari sumber daya manusia yang ada sebenarnya Indonesia tidak kalah kreatif di bidang industri seperti industri perfilman yang mengangkat budaya. Sebagai contoh beberapa anak muda Kalimantan Barat pernah menciptakan film seperti Sarjana Kampung yang mengangkat kebudayaan Sambas melalui logat daerah nya yang kental dan beberapa film yang pernah meraih nominasi di acara bergengsi seperti Eagle Award yang diadakan tiap tahun oleh statsiun televisi lokal. Sangat disayangkan apabila kreatifitas dalam berkarya seperti ini tidak dimanfaatkan sebagai modal ide yang meguntungkan apabila terus dikembangkan sehingga dapat memajukan dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Strategi mewujudkan Ikhtiar Culturepreneur  melalui Industri Hiburan serta Sinergi antara Mahasiswa, Pebisnis dan Pemerintah
 Daya saing (competitiveness) generasi muda Indonesia harus ditingkatkan dengan mengimplementasikan perbaikan kualitas pendidikan dan keterampilan melalui peningkatan kapasitas (capacity building) yang komprehensif dan konsisten(2). Peningkatan ini bisa dilakukan oleh pebisnis dan pemerintah melalui pelatihan maupun kompetisi industri hiburan yang bertemakan kekayaan budaya Indonesia. Selain itu mahasiswa yang berperan bersama pebisnis dan pemerintah juga dapat mencontoh negara Korea dalam memperkenalkan kebudayaan nya.
Tidak hanya melalui industri perfilman mahasiswa dapat mengembangkan media lain seperti teater dan pertunjukan budaya yang dikemas semenarik mungkin lalu berkonsultasi kepada para pebisnis yang bergerak di bidang hiburan tentang tata cara mengolah industri tersebut menjadi suatu bisnis sehingga selain mnguntungkan juga mampu menciptakan peluang kerja bagi masyarakat. Pebisnis selain dapat menjadi mentor bisnis dapat juga menyediakan kredit awal sebagai akses permodalan bagi mahasiswa. Selanjutnya pemerintah baik nasional, daerah, dan lokal harus berinisiatif untuk memfasilitasi keterlibatan positif pemuda sehingga hubungan yang terbangun dapat saling menguntungkan dan mampu menjadi aspek pembangunan bangsa. Setiap aspek pembangunan itu sendiri harus berorientasi pada subjek yang dituju karena kalangan yang mudah masuk ke segala lini dan dimensi adalah kalangan pemuda(5). Selain itu, agar Indonesia dinilai sukses mencapai SDGs pada 2030 mendatang, maka Indonesia harus membina kepemudaan dan memasukannya sebagai prioritas kebijakan secara serius dan benar melalui MEA sejak  tahun 2015.

Budaya Indonesia = Unik + Menarik
            Ditinjau dari segi budaya Indonesia memiliki kebudayaan unik yang tidak jarang keunikan tersebut mampu menarik minat wisatawan lokal maupun internasional diantaranya:
-Tatung Singkawang; tradisi menakjubkan dari suku tionghowa.
-Musik serta alat musik tradisional seperti angklung yang menjadi kebanggaan dan kebudayaan Indonesia secara turun temurun.
-Teater wayang.
Tulisan ini tidak menyarankan Indonesia agar memplagiasi Korea tetapi bertujuan untuk membuka mata kita semua tentang peluang pengembangan industri hiburan budaya tradisional yang kaya dengan keberagaman dan keunikan melalui cara yang tidak biasa. Tentunya penting untuk diketahui bahwa segalanya membutuhkan proses. Hallyu sendiri baru berjaya setelah melalui jalan yang panjang sejak akhir 1990-an melalui kerjasama tangan kreatif masyarakat muda nya beserta pemerintah yang mereka jalin.
Potensi budaya kita ibaratkan pelangi yang memiliki warna berbeda-beda namun memberikan keindahan visual. Mahasiswa, pemerintah bersama pebisnis tinggal bekerja sama dalam membangun usaha culturepreneur yang mampu melahirkan industri hiburan yang bernilai mahal, memiliki sumber daya yang unik dan menarik serta mampu menjadi perhatian dunia.



Referensi :
Referensi lainnya :
http://www.bisnis.com/articles/hatta-rajasa-pariwisata-jadi-sabuk-pengaman-saat-krisis-ekonomi
Kaum Muda Membaca, 2012. “Dua Puluh Artikel Terbaik Hatta Rajasa Writing Competition 2012”. Pusat Studi Harapan Rakyat (PSHR). 03 Januari 2015.
Sumber Foto :
(i) https://akuiniobenk.files.wordpress.com/2009/02/jewel-in-the-palace.jpg


Share This

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Robi

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *